Kronologis hilangnya comet (kincir angin) Banjarbaru

Untuk semua sobat netter yang tinggal di daerah banjarbaru, kalimantan selatan tentunya tahu bahwa dulu  kota banjarbaru punya ikon sebuah kincir angin besar yang terletak di comet (jalan panglima batur, dekat SMPN 2 Banjarbaru). Nah, sekarang kincir angin tersebut sudah tiada. Mau tahu kronologi kejadiannya.? simak berita berikut.


INFO SEKILAS ‘MENGHILANG’ NYA COMET BANJARBARU

SUMBER : Salah Satu Putra Bapak SUYONO

Siang itu BDL berkunjung ketempat kediaman Bp.Suyono di bilangan komplek Perumahan Pinus Dua, saat itu kantor sedang ramai dengan kesibukan para pekerja yang merupakan anak buah beliau, Pak Suyono memang dikenal sebagai pemborong atau kontraktor yang kini terpilih menjadi Anggota Dewan Provinsi Kalsel.  Di halaman belakang yang merangkap gudang bertumpuk segala macam alat berat dan kendaraan operasional kuno serta berbagai  material yang tak kurang-kurang jumlahnya.
Masuklah kami ke kantor untuk menemui salah satu karyawan atau siapa saja yang ada untuk memohon izin menemui Pak Yono demikian biasa orang Banjarbaru memanggil beliau, tak lama keluarlah salah seorang bertubuh besar dan berjanggut tebal yang  mengaku sebagai putra pak yono, setelah berbasa basi sebentar, orang ini langsung saja menunjuk kearah gudang dimana mereka meletakkan puing puing Comet yang hilang tersebut, sungguh tak menyangka bahwa pencarian yang kami kira akan memakan waktu lama ini ternyata bisa demikian cepat membuahkan hasil, kamipun beranjak kearah gudang dan nampak puing-puing baling baling comet itu tersusun rapi di dibawah atap yang nampak memang dijaga baik kondisinya.
Setelah mengambil beberapa gambar kami kembali pada putra pak yono tersebut untuk menggali informasi sesungguhnya bagaimana ceritanya comet itu bisa hilang dan bagaimana keadaan serta status comet itu sekarang.
Sambil menghela nafas panjang, gak tau lah apa karena masalah itu cukup berat atau memang karena pengaruh badannya yang besar sang putra menceritakan asal muasal barang itu bisa sampai di gudang ini.
Konon Menurutnya, saat itu pak yono sedang keluar rumah untuk beraktifitas rutin bekerja, sewaktu melewati daerah dimana biasanya komet itu berdiri beliau kaget luar biasa melihat sang komet yang berpuluh-puluh tahun berdiri tegak tiba-tiba  diam membisu dalam keadaan roboh,
Beliau saat itu langsung memerintahkan putra dan anak buah nya mendatangi lokasi tersebut untuk mengetahu apa yang terjadi. Ditemani beberpa orang karyawan, putra pak yono ini pun mendatangi rumah tersebut dan ternyata sang empunya lahan yang  merupakan mantan Bupati Tanjung itu memang bermaksud membongkar kincir ikon Banjarbaru itu dengan alasan keamanan karena mengingat komet itu berada tepat diatas atap rumahnya dalam keadaan sudah tua. Khawatir akan membahayakan rumah dan keluarganya, sang mantan bupati itupun memang berniat membongkar dan menjual kincir itu kepada pemulung.


Karena dirobohkan secara paksa maka beberapa bagian comet itupun patah dan as-nyapun bengkok, Segera setelah mengetahui kondisi itu maka putra pak yono itupun berkonsultasi dengan Bapaknya mengenai hal tersebut.  Dengan pertimbangan bahwa kincir tersebut memiliki nilai historis yang cukup penting dalam sejarah kota  Banjarbaru maka pak yono saat itu langsung mengambil sikap untuk membeli kembali kincir air itu untuk dipertahankan sementara waktu daripada dibawa pemulung keluar Banjarbaru yang justru tak akan jelas rimbanya.
Tercapailah kesepakatan bahwa kincir itu dikuasakan kepada pak yono dengan kompensasi biaya yang harus ditebus saat itu sejumlah Rp.12.000.000 rupiah. Dan Kincir itupun dibongkar oleh anak buah pak yono dan akhirnya dibawa ke gudang untuk diamankan sementara waktu.
Menurut keterangan Putra pak yono, mereka menyadari bahwa nilai historis benda ini tak lah sepadan dengan harga fisik kincir tua tersebut apabila hanya dijual kiloan, maka saat itu walaupun perusahaan pak yono sedang mengalami krisis, mereka tetap berkomitmen untuk merakit kembali dan memperbaiki bagian-bagian serta komponen yang telah rusak dari kincir tersebut. Menurut keterangan putra pak yono, sampai saat ini pihaknya telah menghabiskan biaya hingga 50 juta rupiah untuk pembelian besi menara dan komponen lain yang rusak akibat dibongkar paksa dan karena faktor usia kincir yang telah tua.
Ternyata kejadian itu memancing perhatian public, terbukti beberapa wartawan datang untuk mengklarifikasi masalah tersebut, para wartawan itu tak berhasil menemui pak yono dan hanya menemui salah satu staf yang bertugas saat itu. Entah bagaimana kronologis kejadiannya pihak pak yono sebenarnya keberatan dengan isi pemberitaan yang memojokkan pihaknya dan malah  terkesan  bahwa pak yono telah “menadah” barang yang memiliki nilai historis bagi masyarakat Banjarbaru tersebut.
Merasa niat baiknya tidak membuahkan hasil yang  semestinya, maka hingga saat ini pak yono tidak lagi memiliki rencana apa-apa dengan kincir tersebut, walaupun sebelumnya beliau memang pernah berniat mengembalikan kincir tersebut kepada pemko Banjarbaru untuk dipasang kembali di tempat yang sesuai dengan fungsi dan manfaatnya sebagai salah satu objek sejarah kota Banjarbaru.

Berita tersebut saya dapat dari catatan facebooknya BDL dan dibuat tanggal October 18, 2010 at 7:29pm.


Comments

  1. Replies
    1. iya.. amat disayangkan memang. hanya karena khawatir kincir angin komet itu rubuh dan menimpa rumah beliau ;-( jadi, dirubuhkan duluan

      Delete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete

Post a Comment

Silahkan tinggalkan komentar!
Setiap masukan, cacian, umpatan akan sangat berharga bagi saya.

Popular posts from this blog

Pantun Banjar Kabarsihan

Download Kera Sakti Bahasa Indonesia episode 17

Download Kera Sakti Bahasa Indonesia episode 26